Selasa, 27 Agustus 2013

Raja dan Wahana Kejiwaan

Menjadi Raja Sultan, walaupun dianggap abal-abal atau gadungan, telah menjadi wahana psikologis bagi mereka yang merindu pelestarian adat budaya keraton. Mereka rela mengais bantuan apbd, memecahkan tabungan, dan mengorek kantongnya dalam-dalam, hanya demi sebuah pengharapan.eksistensi dan "jalan lain" menuju kebahagiaan. Merekalah pejuang sejati. yang berani terjun bebas, tanpa harus dibebani oleh pakem, aturan, tata-krama, anggah-ungguh yang sebiasanya berlaku di keraton. Hanya mereka yang mampu mereformasi keraton, menjadi lebih gaul, ngepop dan keren. Merekalah pelaku sejarah dan mencatatkan dirinya dalam sejarah baru nusantara. Resiko sudah jelas terpampang didepan mata, Pilihannya, Hidup penuh Kejayaan atau dianggap sinting dan gila. Tapi apalah makna hidup tanpa resiko itu (?) Perjuangan identitas Raja sultan hari ini, dengan sengaja atau tidak sengaja, telah membakar ilmu sejarah menjadi lebih matang dan dewasa untuk melihat dan menatap realitas dan peristiwa yang semakin penuh kejutan.. salam, selamat bersilaturahmi.. Jakarta, Juli 2013

Tidak ada komentar: