Jumat, 17 Desember 2010

Padamu Sahabat

Ketika setiap saat menganyam harapan..
Ikat satu temalinya dengan ketulusan..
Bila saja ia berbuah pahit kekecewaan
Masih ada dahan yang menjaga pencapaian

Walau hidup diterpa badai tantangan..
Selalu ada celah untuk menemu terobosan..
Dikuak pastilah hanya dengan iman..
Jiwa bersenandung riang sepanjang zaman..

Bila malam membelai istirahnya badan..
Sejenak bangun untuk syukuri semua kenikmatan..
Hidupkan malam dengan dzikir di kedalaman
Indahnya rindu ada disetiap hela getaran..

Sejauh-jauh langkah kita berjalan..
Tapak demi tapak dalam pengembaran..
Menyusur waktu pada surga sehalaman..
Mencoba meniti di setiap ayat Al-Qur’an

Duhai sahabat, dan segenap handai taulan..
Marilah ingat selalu pada hasrat kesejatiaan..
Bahagia jiwa dalam makhrifat pengetahuan..
Mengharap ridho illahi dan hakekat kemuliaan..


Jakarta, 05 juni 2010

Ode Untuk Sahabat

I.
Sahabat adalah pesenyawaan rindu dalam anyaman dayacipta
Yang selalu sanggup melintasi tebing-tebing sejarah..
Mencipta harum pada bunga, dan
Membentang karpet merah bagi masa depan kemanusiaan

II.
Engkau tak akan pernah dari hatiku..
Ketekunanmu menganyam setiap sembilu menjadi atap, dan dinding2 bangsa ini..
Engkau tak akan pernah hilang dari jiwaku..
Kesungguhan membasuh luka pad setiap takik-takik waktu,
Demi langit harapan yang mungkin tak kan pernah kau sentuh..

Engkau tak akan pernah lenyap dari kalbuku..
Saatu kau bisikan lembut ditelinga kami:
“ Merdekalah sayang, fajar sudah menyingsing.
Sebentar lagi pagi!”

III.

Walau sampai batas lazuardi, tiadalah dapat kujumpai
Hakekat kebajikan dan pengorbanan..
Walau seluas samudra yang tak berbatas pandang,
Tiadalah dapat kulayari titik mata angina ketulusan..
Walau pada palung-palung didasar lautan,
Tiadalah dapat kuselami keindahan budi nan bening..

IV.

Dimanakah engkau kini..
Lelaki yang menyalakan obor pagi hanya untuk membakar matahari,
Agar setiap orang menciptakan matahari sendiri masing-masing dalam jiwanya..
Engkau juga, yang menenggelamkan rembulan disungai ciliwung yang jork dan berbau itu, agar smua orang belajar menciptakan keindahan sendiri dalam kalbunya..

V.
Rahayu.. rahayu..
Biarkan bunga-bunga tertipu kalender
Musim-musim yang mengkhianati tanggal..
Ku menatapmu dalam keteguhan makna
Bahwa hidup—ya sudah – bersahaja saja

VI.
Engkaulah perahu nuh, satu wahana penyelamatan peradaban..
Engkaulah pedang ibrahim, satu wanaha bagi makna kerelaan
Engkaulah tongkat musa, satu wahana menuju Tuhan..
Engkaulah dendang Sang Isa, atau bisikan penuh petanda zakaria
Engkaulah, satu perahu, pedang, tongkat, lagu
Atau bisikan yang menyelamatkan..

Jakarta, 2010

Rabu, 15 Desember 2010

Kepada Sang Putri

I
Pada pagi yang menyemai kebeningan,
ingin kuceritakan padamu,
tentang fajar yang diasuh rembulan..
Disetiap binarnya,
seolah membelai harapan pada langit yang merindu cahaya,
pada dedaunan bermandi warna atau air yang membisiki suara dengan gemerciknya..
Ingin keberitakan padamu tentang perjalanan setiap bulir air untuk mencapai muara, mengumpulkan setiap tetes persahabatan menjadi daya dan setiap ketulusan menjadi temali

II.
Teramat terjal si Tebing Batu..
Dipundak-pundak bertemu gua..
Selamat berjuang duhai Sri Ratu..
Segala harap padamu jua..

Dilembah ngarai tampaklah sawah..
Hijau warnanya sangatlah indah..
Tabahlah jiwa mengurai amanah..
Rahmat kan tiba melimpah ruah..

III.
Salam seindah petang nan lembayung senja bagimu putri..
Semoga engkau tetap seindah rembulan, setulus mentari,
Dan seagung bintang- bintang..

IV.
Seperti langit yang mengajarkan keluasan pandang,
Atau samudra yang menuturkan cerita dari masa ke masa..
Seperti juga gemercik air yang setiap tetesnya adalah ketulusan,
Atau setiap muaranya adalah kerinduan pada kesejatian..
Datang..,
datanglah keindahan itu disetiap pori-pori jiwa..
Disetiap ubun-ubun pengharapan..
Disetiap awan-awan yang mampu teduhkan sukma..

Engkaulah itu, perjalanan panjang sejarah penuh metafora,
Atau kegaiban yang hilang bersama cintaNYA..

V.
Biru birulah langit wajahmu..
Semburat lazuardi dipelupuk hari..
Haru harulah sekeping hatimu
Tergugah semangat diufuk nurani..

Betapa senyummu di embun pagi..
Adalah bukti engkau hadir dimuka bumi..
Sebagai anugrah pada setiap diri..
Yang mengerti makna nan sejati..

VI.
Kupandang langit, seolah ku menatap wajahmu yang tersenyum..
Kutatatap air, seolah kubercermin pada wajah zaman yang sumringah mengeja namamu..
Kudengar desau angin, seolah membisikan saripati perjalananmu..
Dimanakah engkau, duh kesejatian..
Menyeruak diantara rimba rahasia..

VII.
Salam pagi bagimu, duhai Putri..
Betapa indah, sebermula hari ini dengan senyummu..

VIII
Diantara lazuardi menyambut malam dengan rinai,
Kepak kupu-kupu yang bercerita tentang perjalanan penuh risau, terjal dan berbatu..
Oh, Putri yang tumbuh menjadi sejarah, bawalah tinta emas hidupmu..
Di majelis rakyat yang merindu padamu..

IX.
Sahaya menatapmu berkilauan,
Seolah fajar hati sudah terbitlah ia..
Betapa ingin setiap orang bertatapan,
Gundah jiwa yang temukan harapannya..
Dikaulah, rindu segala rindu,
Dipuncak-puncak bukit nan berbatu..
Dikaulah haru segala haru..
Dipucuk anganan beratus-ratus tahun terdahulu..

X.
Diantara rinai yang bercerita tentang kisah-kisah para pejuang
yang telah menorehkan namanya dengan tinta emas sejarah,
Ada semburat cahaya dari senyummu yang ditiupkan
semerbak mewangi spirit kesejatian..
Sementara itu, semilir angin terus menitipkan rindu dari palung langit yang terindah..

XI.

Salam pagi untukmu duhai Sang Putri,
Alangkah indah pagi dalam semesta senyummu,
yang telah mencipta burung-burung jadi riang bernyanyi,
Embun-embun bangga pada beningnya,
Dedaunan menemukan harkatnya,
Dan langitku..
Oh, langitku seolah menemukan seteguk air
Setelah penat melayani mayapada ini..

XII

Pada angin yang selalu setia menjadi daun-daun harapan
Dikelopak jiwa-jiwa nan bening..
Ijinkanlah kami bertitip salam penuh hormat
Bagimu duhai Putri nan cantik jelita..

XIII.

Salam senja bagimu duhai Tuan Putri..
Semerbak wangi bunga bersama meniti hari
Karena engkaulah titisan sang Dewi Surgawi..
Yang menerbarkan berjuta kasihsayang tiada berperi..
Seolah setiap langkah adalah jejak cahaya budi..
Bagi bara semangat bangsamu yang tumbuh berseri..
Setangkup metarindu untukmu dikedalaman nurani..
Kupesembahkan stanza dari jiwa yang terus bernyanyi
Diujung batas harapan dalam keindahan Ridho Illahi..
Bawalah doaku kemanapun engkau pergi..

Kutai, desember 09 – januari 2010

Jumat, 10 Desember 2010

Keterampilan Hidup Adalah Rahasia Meramu

Keterampilan hidup adalah rahasia meramu;

Kata-kata;
diramu menjadi susastra, budibahasa dan dawai bagi citarasa..
salah ramu menjadi cacimaki, umpat dan fitnah..

Herbal tetumbuhan;
diramu menjadi obat, jamu, dan bumbu..
salah ramu menjadi racun, dan minuman keras..

Pengalaman;
diramu menjadi hikmah, dan kenangan..
salah ramu menjadi trauma dan jera..

Sikap perilaku;
diramu menjadi budipekerti, martabat dan kemuliaan..
salah ramu menjadi dera, khianat dan marabahaya..

Kedalaman Nurani;
diramu menjadi kasihsayang, keberpihakan dan kelembutan..
salah ramu menjadi hasad, iri dan dengki..

Ilmu pengetahuan;
diramu menjadi cahaya, jalan hakiki dan pintu-pintu kebahagiaan..
salah ramu menjadi angkuh, tirani dan bencana..

Iman dan keyakinan;
diramu menjadi daya, pandu bagi kehidupan..
salah ramu menjadi sesat dan kegelapan..

salam tulus bagimu;
diramu..

Sebatangkara Yang Bahagia

Akulah sebatangkara yang bahagia..
menari dipuncak bukit,
bertapa ditubir jurang,
melayang dibatas rindu,
terbang dilangit pengharapan..

Akulah hijau bagi pepohonan,
melebur dalam biru lautan,
luruh dalam merah penderitaan,
terbenam dalam coklat ladang dan persawahan..

Akulah sebatangkara yang bahagia,
mencumbu pengetahuan menembus batas petanda,
mengeja setiap gelagat dunia,
melepaskan diri dari gelapnya citarasa,
berselancar diantara tafsir penuh dukalara..

Setiap saat..
ku dapat bernyanyi bagi semua nurani yang gelisah,
berpuisi diantara mereka yang tersisih,
melukis wajah dunia yang kusut masai,
seraya mendongeng bagi sungai yang terantuk batu-batu..

Akulah sebatangkara yang bahagia..
menikmati rembulan sepanjang sabit dan purnama,
merendam jiwa diantara telaga nurani yang bening dan bercahaya..

Tidur damai dipelukan doa,
bermimpi sepuas putaran galaksi andromeda..

Akulah sebatangkara yang bahagia,
karena setiap saat bisa mencumbu Tuhan tanpa beban, tanpa paksa, tanpa kecam..
Karena harapan pada RidhoNYA adalah Mahacinta yang kupunya..

Merdekalah..
Merdekalah aku dalam kebahagiaan yang sederhana..

jakarta, 20 Juli 2010

Senin, 07 Juni 2010

Setaman Malam

Disaat kita hendak menanam sepohon harapan..
siram akarnya dengan air ketulusan..
Bila saja ia kelak berbuah pahit kekecewaan..
masih ada dahan yang menjaga pencapaian..

Walau hidup diterpa badai tantangan..
selalu ada celah untuk menemu terobosan.
Dikuak sibak, pastilah hanya dengan iman..
jiwa bersenandung riang sepanjang zaman..

Bila malam membelah istirahnya badan..
sejenak terbangun tuk syukuri semua kenikmatan..
Hidupkan malam dengan dzikir di kedalaman..
Indahnya rindua ada disetiap helai getaran..

Sejauh-jauh langkah kita berjalan..
tapak demi tapak dalam pengembaraan..
menyusur waktu pada surga sehalaman..
meniti kebenaran disetiap ayat al Qur'an..

Duhai sahabat, dan segenap handai taulan..
marilah ingat selalu pada cita-cita kesejatian..
bahagia jiwa dalam makrifat pengetahuan..
berharap ridho Illahi dan hakekat kemuliaan..

jakarta, juni 2010

Museum Pengetahuan Nusantara

Insya Allah, dalam waktu yang terlalu lama, akan didirikan Museum Pengetahuan Nusantara, yang akan menjadi pusat koleksi dari pengetahuan suku-suku se nusantara, termasuk didalamnya pengetahuan yang datang ke indonesia, dan dibuatkan versi dan variannya di indonesia. Museum ini, pada lauching pertamanya, akan memamerkan karya filsafat suku-suku se nusantara, ragam hias ( pada kayu, logam, kulit, tekstil maupun batu), tradisi- tradisi spirualitas, arsitektur permukiman, pengairan dan berbegai keilmuan yang lahir dan tumbuh di indonesia, seperti ilmu perbintangan, kejiwaan, ilmu berhitung dan sistem sosial, dan keilmuan-keilmuan yang asli indonesia, beserta beberapa serapan pengetahuan yang diajarkan dan hasil interaksi dengan berbagai bangsa yang datang di indonesia, maupun beberapa ilmu kebaharian yang merupakan hasil interaksi bersama bangsa lain yang didapatkan didaratan lain dan dibawa ke tanah indoensia.

Museum Pengetahuan Nusantara, akan didirikan di Jakarta, digagas dan dikumpulkan oleh Lalu Pharmaneagara, atau Shri Begawan Lalu Gde Pharmanegara Parman, dengan tidak menutup kemungkinan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk membuat hal yang sama di daerah maupun pada lembaga dan instansi yang merasa peduli dan concern pada semesta pengetahuan nusantara.

Senin, 03 Mei 2010

Rinduku padamu

Rinduku padamu adalah jendela pengharapan yg membentangkan sungai atau samudra bagi nuraniku…
Rinduku padamu adalah sebatang pohon hijau yg tumbuh di halaman mengingatkan betapa indahnya kebersahajaan pada jemari kata..
Rinduku padamu adalah segelas mata air di pegunungan kasih sayang di lembahlembah surgawi…
Rinduku padamu adalah kepak-kepak kupukupu yang selalu memberikan kenangan atas takdir yang menjadi cemeti atau belai angin yang mengabarkan sejuta pembelajaran..
Rinduku padamu..

Siapa yang waktu

Siapa yang telah tertipu oleh waktu, tanda ia telah berkawan dengannya..
Siapa yang telah terkhianati oleh waktu, tanda ia telah bersahabat dengannya..
Siapa yang telah tercuri oleh waktu, tanda ia telah jatuh cinta kepadanya..
Siapa yang telah hangus oleh waktu, tanda ia luruh didalamnya..
Siapa yang telah hancur oleh waktu, tanda ia nafas didalamnya..
Siapa yang telah terbodohi oleh waktu, tanda ia mengasihinya..
Siapa yang telah..

Gurindam bangka

Ketika kujejakkan kaki dibumi bangka
betapa indah bunga kamboja dan anggrek gajah..
Kulihat mentari senja yang tersenyum indah
karena hatinya tulus dan selalu ramah..

Bangkitlah PSM bangka belitung..
Kejayaan pasti tinggal kau hitung..
Jangan bimbang dan jangan bingung..
tulus jiwamu pastikan terjunjung..

Junjung kasih untukmu semua..
Dari kami PSM se nusantara..
Suatu hari pasti kita kan bersua..
Tidak dibumi, patilah disurga..

Gurindam kasih tentang lelaki

Wahai adik-adikku, yang abang sayangi..
bilakah saatnya dikau berkenan pada lelaki..
pilihlah diri yang pemurah dan baik budi..
yg daripada meminta. lebih banyak memberi..

Cobalah selidik dipagi hari..
adakah jemaah subuh tiada terlewati..
bila tanda iman tlah menjadi prasasti..
jaminan illahi sudahlah pasti..

untuk apalah dikau sibuk mencari..
bila asmara belum ranum dikedalaman disanubari..
tiada perlu dipaksa, padamu ia tuk mendekati..
bila kelaki pedampingmu, dekatlah ia nanti..

jangan lupa, berdaya doa setiap hari..
asah jiwamu agar selalu kan berseri..
sholat malam, qiyamul lail, janganlah tak sudi..
pahitnya mungkin setitik, namun manisnya sebumi..

tiliklah pula, apa kerjanya sehari-hari..
Adakah untuk umat, atau hanya diri sendiri..
sadarkan ia menjadi pemimpin didunia ini..
hakekat hidup, haruslah jelas dipahami..

ingatkah ia, pentingya dzikir kehadirat illahi Robbi
karena itu adalah ukuran hidup dan mati..
rezeki dan rahmat berhujanan tiada henti..
tersenyumlah, karena surga telah menanti..

jkt, maret 2010

Kupinang kau dengan Puisi

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena puisi adalah saripati getir penderitaan insani,
maka dengan lembut hati, kan kutuntun engkau menyusuri pematang berduri seraya melintasinya dengan riang gembira..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena puisi-lah yang dapat mengantarkan jiwa pada kerajaan tertinggi dipuncak2 kebeningan kalbu..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena puisi adalah peluh perjalanan panjang penuh catatan rindu-dendam,
yan kan persembahkan setiap tetes madunya, sebagai kristal-kristal dimahligai pelaminan kita..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena puisi adalah seni meramu dari semesta bahasa,
ia menjadi titian peradaban, dan juga tafsir terdalam dari keunikan zaman..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena puisi adalah khasanah kekayaan dewadewi dan para malaikat cinta, yang menuangkan menjadi kidung-kidung demi merayu seluruh alam agar menyerahkan dirinya untuk membuatmu tersenyum..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
lantas menggubahnya menjadi tembang atau senandung rindu yang tiada kan berakhir menembus batas ruang dan waktu..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena besutan cinta yang suci kepadamulah, maka seluruh inderaku menjadi begitu indah..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena daya-pikirku tak dapat lagi menjangkau betapa langit asmaraku kan menyentuh kemulian nan teragung, dilembah dan dan ngarai-ngarai getaran kasihmu..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena setiap syair adalah taman- taman dan puri-puri surgawai yang tercipta dimuka bumi, dan kini seolah terbentang bagai karpet merah menuju firdausNYA..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
Karena doa-doa termerdu dan sayap-sayap al-fatihahku, lahir dari mata-air kejernihan kata-kata, dan tumbuh dibawah pepohonan harapanku untukmu dalam keberserahdirian kepadaNYA..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
Karena...

Jakarta, 9 maret 2010

Sebab hidup adalah ibadah

Sebab hidup adalah ibadah
apalah kejadian yg perlu disusah
setiap yang datang dianggap anugrah
setiap yang pergi memberi hikmah..

Bila hidup bukan ibadah
hawa nafsu semakin mewabah
kebenaran didustai oleh si salah
pemimpin diisi jiwa sakit parah..

Bila kita menipu hakekat ibadah
dikira manfaat ternyata sampah
seolah membela ternyata fitnah
merasa menang ternyata kalah..

Biarkan rindu pada ibadah
setiap kalimat bersemai basmallah
setiap luka menyebut hamdallah
setiap khilaf disucikan astagfirullah..

Alangkah indah hidup dalam ibadah
bekerja keras tanpa terasa lelah
semua berkembali kepada Allah
jernihkan hati menuju fitrah..

Bila sang waktu dalam ibadah
pada pagi yang penuh berkah
pada siang yang penuh rahmah
pada malam bermandikan maghfirah..

oh, bila kita mengerti ibadah..
semua rupa kan nampak selalu indah
semua perilaku berawal dari akhlaqul karimah
semua rindu menjadi mahabbah

Marilah kita mencintai ibadah
semakin hari semakin terasah..
segala pengharian kian cerah
jalan lurus menuju jannah..

Sebab hidup adalah ibadah..


jakarta, 11 april 2010

Balada Seorang Kesatria

Diperkosa waktu, dijajah rembulan, ataukah rindu yang terkapar di tebing-tebing pengharapan. Aku temukan kau seolah merana berjalan sebatangkara meniti jembatan kecil dari kayu asam yang bergurat-gurat semacam nasib manusia yang berkerumun untuk hidup atau mati, memilih untuk melanjutkan sukacita atau stop! ini sabana makna yang harus kau kunyah setiap batang-batang ilalangnya, atau suara berderu dari kuda-kuda yg mengejar musuh-musuhnya tanpa ampun. Ada nila diujung-ujung tombakmu, menembus tubuh-tubuhnya yg dikodratkan untuk kalah atau ditakdirkan menjadi pecundang atas pertarungan penuh kuasa, gelaktawa, secawan anggur yg gilir bergilir seolah darah, atau nanar dari jeritan yang telah kau dengar sebagai nyanyian. Nyanyikanlah, nyanyikanlah lagu itu, menghibur nurani yg lapar akan tafsir luas pandang yang kau anggap sebagai ranah kuasa. Letakkan jemari telunjukmu dipeta, lalu lingkarkan dengan senyum sinis seorang kesatria. Engkaulah bersuara.. bersuara lagi.. entah menangis, entah tertawa, pada tanda bukit yang dapat pantau pasukan-pasukan lawanmu, atau kau khayalkan bila masa damai nanti, kau bangun sebuah villa mewah bersama istri muda, memeluknya seraya mengenang dirimu yang seolah-olah menjadi pahlawan, padahal engkau dorongkan tubuh sahabatmu dimata tombak yg hendak mengoyak tubuhmu. Rindu siapakah yang kau simpan dari bayangan tentang dewi asmara, yg selalu ramah dalam riang dan nestapa. Duhai kesatria yang dielu-elu bersama bendera-bendera sepanjang jalan yang kau lintasi, diantara darah dan dendam yang tersimpan dicatatan anak-anak yang ingin ayahnya pulang dengan sejumput senyuman. Aku tahu ini medan pertarungan, tapi engkau tetap diam.. menikmati wajahmu terpampang gagah dilukisan-lukisan dinding kota..

jakarta, 14 april 2010

Derai cinta Sang Brahmana

Aku mengerti tentang kisahmu, duhai sahabat yg kubanggakan. Kisah cinta yang selalu terkapar dipusaran bumi. Padahal betapa tulus dikau dari setiap bulir asmara padamu yg disemai. Disetiap doa, dikau sisipkan namanya dan mengirimkan fatihahmu.. Betapa indah nurani yang kau bingkiskan untuknya, untuk seseorang yang telah berpura-pura mencintaimu, kata-kata asmara yang dia kutip dari koran-koran, atau sobekan majalah remaja yang penuh dengan perlambang- perlambang besar; rembulan, matahari, sungai, bintang, awan dan semua yg nampak besar diretina. Aku tahu juga, metafora yang dangkal itu sering membuat seolah terbang tinggi disamudra cinta kasih. Tapi siapa nyana, dikau selalu terkalahkan oleh tipudaya dunia yang tak pernah puas melampiaskan rindunya dengan berbaris kalimat. dikau tetap tercampak, dilindas oleh tafsir kecantikan yang terus bekejar-kejaran oleh hipnotis tentang keindahan. Sungguh, kusampaikan padamu, sebenarnya, dikau tak boleh dicintai siapapun, tak boleh menorehkan asmara setitikpun, karena dikau digariskan hanya untuk cinta yang agung kepadaNYA. Sungguh, Tuhan betapa cemburu, bila dikau main hati dengan sekedar estetika picisan kelas pabrikan, yang dibuat oleh serapah, hasil korupsi dan imprealisme industri yang tiada bernurani. Engkaulah, Kasta Brahmana itu, takdirmu hanyalah mencintai alamraya dan Sang Pencipta. Amanah-mu mempertahan kesetimbangan atas bumi langit, jiwa dan peradaban manusia. Dikaulah bening dari rindu yang berpangkal di tepian surga. Jangan pedulikan, serapah para spiritualis palsu, dalam seolah-olahan kesucian yang membungkus tubuhnya yg berbau, dibalik itu yang betapa buas dan rakus mencari mangsa untuk bigami, trigami, caturgami bahkan lebih, atau paling tidak, ia sedang mengendus-endus remah-remah kebanggaan untuk istrinya, yang sudah bosan dengan kepalsuan.
Aku tahu sahabatku, dikau dilahirkan dari kebeningan, seolah mata air dipuncak bukit yang meditatif, tak sanggup satu tangan pun untuk mendekati keagungan rindu-mu. Karena rindu-mu bermuara pada rindu-NYA, cintamu berpangkal, berpokok, beranting, berdaun dari pepohonan cintaNYA. Dicukupkan bagimu, asmara yang tak mampu ditembus oleh susastra apapun dimayapada ini..

Bilaku mencintaimu, bukanlah semata

Bila ku mencintaimu, bukanlah semata karena dikau mencintaiku..
karena cintaku tak akan luntur tatkala engkau pergi dari retinaku..
Bila ku kasih padamu, bukanlah semata karena dikau kasih padaku..
karena kasihku, seluas padang sahara yang senyum diderap kaki berderu-deru..
bila kau sayang padamu, bukanlah semata karena dikau juga sayang padaku..
karena rasa sayang itu, adalah semesta pencarian dititik beku..

Aku mencintaimu, karena Tuhanku menuntunku begitu..
Aku mengasihimu, karena rasa kasih itu tak lekang oleh waktu..
Aku sayang padamu, karena ia lahir dikedalaman batinku..

jakarta, februari 2010