Selasa, 27 Agustus 2013

Cucian Gelas

Seorang Santri di lingsar lombok barat selalu mencuci gelas dirinya sendiri, untuk itulah akan menjaga 8 ( delapan ) hal yakni: 1. Kesucian; selalu menjaga wudhunya, Qudus jiwanya lahir bathin, sinaran sukmanya yang memancar dari pilihannnya pada: warna, suara, cuaca, aroma, rupa, peristiwa, aura, 2. Keterhubungan ; ia menjaga keterhubungan dengan Allah SWT, Sang Maha Pencipta, dalam dzikrullah yang tak putus, istigfar, tahlil tahmid dan ucapan dzikir selalu bersemi dibibirnya, bergetar dalam batin, dan mewujud dalam sikapnya. Ia selalu menjaga silaturahmi yang kokoh dan upaya penebaran kebenaran dengan cara yang hikmah dan ketauladan. 3. Keberbagian; ia selalu upaya berbagi atas rezeki, karunia dan anugrah yang didapatkanya. Berbagi harta dengan shadaqah, berbagi ilmu dengan suluh, berbagi karunia dengan empati, berbagi anugrah dengan kesyukuran. 4. Amanah Tubuh; ia menjaga amanah tubuhnya dengan puasa, selalu indah pada lapar, menghindari kenyang, makan padat sekali sehari diwaktu malam, mengikuti aturan gizi Rasulullah. 5. Ibadah ; selalu meniatkan seluruh diri, waktu dalam menjadi ibadah, menyempurnakan Sholat berikat waktu pada paket awal 50 rakaat ( fardhu, tahajud, witir, fajri, rawatib, dhuha dan awwabin), dan sering pula ditambah bonus-bonus sholat-sholat sunnah lainnya. 6. Kesemestaan; merawat kesemestaan dalam khadorot, berkirim al fatihah plus al ikhlas pada arwah para guru, pahlawan, leluhur, orang tua, dan ulama, ahli silsilah, dan orang-orang yang berjuang dalam kebenaran. Melantuan pujian-pujian kehadirat illahi dan Rasullullah SAW. Mengurai sifat-sifat Tuhan dalam Asmaul Husna, dan Berdoa bagi keselamatan diri, keluarga, al islam, seluruh sahabat, orang-orang terkasih, kerabat, handai taulan, kaum muslimin wal muslimat, ummat manusia, seluruh makhluk hidup, semesta raya. 7. Keterbacaan; ia selalu mengaji, membaca kitabsuci, menelaahnya menjadi diri, menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan menggali makna dikendalaman yang tersirat dan tersembunyi. 8. Kesantunan ; ia batas untuk menyampaikan kata-kata, tak lebih dari 14 kata dalam sehari. Kecuali bila ia memang harus mengatakan sesuatu, ia katakan sejujurnya, sesangkil-mangkusnya. Bahasa tubuh yang santun, kata-kata dalam pengucapan yang jelas, intonasi yang tepat, dan komunikasi yang tepat. Sang Santri mencuci gelas dirinya sendiri, sebelum menerima amalan saleh yang bersamudra luas-nya, tetesan yang lembut menyentuh jemari yang tengadah bagai teratai yang selalu rindu. Lingsar, 24 mei 2013

Tidak ada komentar: