Selasa, 26 Agustus 2014

The Great NUSANTARA INDEX ( GNI) / Indeks Nusantara Raya ( INR)

Untuk mengukur tingkat kesejahteaan, kebahagiaan dan peradaban, maka diusulkan dibuat The Great NUSANTARA INDEX ( GNI) atau Indeks Nusantara Raya / INR, yang merupakan gabungan dan pola revisi dari HDI Index ( human development index), Civiliation Index dan Multi-dimensional Poverty Index ( MPI) ditambah dengan alat ukur lain yang diharapkan dapat mendukung 3 dasar penilaian suatu negara. Pada pengukuran HDI Index / IPM, Indeks Pengukuran Manusia, yang mengukur Kesehatan ( angka harapan hidup), Pendidikan ( angka melek huruf dan Lama bersekolah / Gross Enrollment Rasio), Ekonomi ( PDB / product domestic Bruto), akan di modifikasi secara khusus dengan penambahan Pola Hidup Sehat ( PHH) yang memberikan kesetimbangan pada tingkat capaian kesehatan di berbagai negara dunia ketiga. Pada aspek Pendidikan Gross Enrollment Rasio ( lama bersekolah) akan diganti oleh Learning Organization System (LO systems) yang merupakan suatu pengukuran atas masa pembelajaran dan prosesnya didalam interaksi pengetahuan. Pada aspek Ekonomi , pengukuran PDB / product domestic bruto akan diarahkan dalam paritasi ketercukupan dan ketersediaan kebutuhan fisik minimum/ KFM. Hingga dalam pengukuran baru pada HDI Index ( atau apapun namanya nanti) adalah pengukuran Kesehatan ( Angka Harapan Hidup & Pola Hidup Sehat / PHH), Pendidikan ( Angka melek huruf dan Sistem Pembelajaran / Learning organization Systems), dan PDB dalam paritasi kepemenuhan KFM. < salam hormat pada pengembang HDI, yakni Amartya Sen ( India), Mahbub Ul Haq ( Pakistan) dan khusus PHH pada Nanang Samodra ( Indonesia) dan juga UNDP sebagai promotor utamanya> Untuk Civilation Index / CI akan mengukur tingkat peradaban, pencapaian kebahagiaan, nilai-nilai luhur kolektif, dayabudi, bangunan kebersamaan, leadership model, kesetimbangan natura, tata kelola konflik, personality dan kepuasan hidup pada setiap orang. CI akan memberikan gambaran tingkat pencapaian kebudayaan dan kualitas manusia. < salam hormat untuk Shri Lalu Gde Pharma & Resi Taufiq Rahzen ( Indonesia) sebagai penggagas indeks kebudayaan dan peradaban> Multidimensional Poverty Index ( MPI) adalah alat untuk mengukur deprivation ( kekurangan) setiap individu dalam memenuhi kebutuhan hdiupnya. Dalam pada itu, kita hanya mengambil beberapa pengukuran saja. Karena sebagaian pengukurannya sudah bersamaan dengan HDI / human development index atau Indeks Pembangunan Manusia / IPM. Kita ketahui MPI terdiri atas 3 dimensi yakni Pendidikan, Kesehatan dan Standard Hidup. Pada Pendidikan menggunakan paradigm sama dengan IPM yakni lama bersekolah dan putus sekolah, dianggap sangat terpengaruh oleh kapitalisasi pendidikan global. Sedangkan untuk dimensi Kesehatan, nilai gizi sudah berdekatan untuk riset dan gagasan Nanang Samodra ( Indonesia) tentang Pola Hidup Sehat ( PHH). Dan untuk dimensi Standard Hidup dapat dijadikan dirumuskan ulang dalam pengukuran mandiri pada setiap wilayah. Kritik pada pengukuran Standard Hidup yang selama ini digunakan oleh BPS / Badan Pusat Statistik, dianggap sangat berhaluan modernis dan cenderung konsumtif. < salam hormat untuk Dr. Asep Suryahadi, BPS dan UNDP> Tentu saja, 3 index ini harus terus dikritik, direvisi dan dikoreksi, bilamana perlu memasukkan index lainnya agar kita dapat mmelakukan sesuatu yang terbaik secara menyeluruh, mendalam dan mencapai titik persoalan yang sebenar-benarnya, dalam semangat Pancasila, Budaya Adiluhung, keserasian Alam dan kebersamaan menuju Peradaban Agung. Rahayu. Lombok, 18 Juni 2014

Tidak ada komentar: