Rabu, 27 Agustus 2014

Disuatu masa yang kuimpikan.

Digerbang itu, aku temukan anak-anak bermain dengan gembira, dibelakang gadis-gadis remaja usia sekolah. Keluarga rata-rata punya 10 sampai 15 putra-putri. Tidak ada yang mati muda, bayi bayi lahir selamat, ibu-ibu tetap cantik dan sehat walau sudah melahirkan berkali-kali. Raga yang terawat cantik. Lelaki-lelaki yang tangguh, pekerja keras, kasih dan penuh ketauladan, pemimpin sejati yang membahagiaan istri-istrinya dalam keperkasaan disegala ruang dan waktu. Tidak ada perang, tidak ada Negara, tidak ada penghisapan satu manusia manusia lainnya. Mereka bertani, berjual jasa, melaut, atau apa saja. Dimasa ini, tidak ada tentara, karena tak ada lagi yang bertikai. Tidak perlu penjara, karena semua orang telah belajar makna ketulusan. Tak ada iri hati, dengki, hasad, kriminalitas dan siasat buruk. Mereka rata-rata mati karena tua belaka, sekitar 100 tahun ke atas. Tidak ada yang mati sakit, karena kesehatan telah terjamin dan terpelihara, sanitasi sehat, makanan bergizi seimbang, dan hidup pun dalam jiwa kolektif yang sehat. Walau Jumlah penduduk meledak pesat, tapi tak ada yang kelaparan, karena mereka senang berbagi, pekerjakeras dan pandai menahan diri. Setiap jengkal tanah penuh manfaat, bumi teduh karena pepohonan rindang bersemai. Bunga-bunga mekar bersemi ditaman-taman kota dan desa. Burung-burung dan margasatwa terpelihara dengan baik sesuai habitatnya masing-masing. Walau dunia kian tua, tapi bencana tak lagi datang, karena mereka selalu menjaga moral dan alamnya. Moral yang penuh penghormatan, kata-kata yang penuh kesantunan, dan kemartabatan yang penuh keagungan. Tuhan sayang mereka, seperti juga mereka sangat mencintai Tuhannya. Lingsar, 2 September 2013

Tidak ada komentar: