Rabu, 27 Agustus 2014

balada

Disaat dunia sedang mengalami duka yang mendalam; bau anyir kematian di tengah pesta pora keangkuhan, kebodohan yang diproduksi oleh lembaga pendidikan penuh taring kepentingan segolongan manusia, ketersendirian di tengah keramaian, sakit yang tak terobati, penindasan yang menyayat dibawah kaki kekuasan, semakin gelapnya nurani di rimba liar perasaan manusia-manusia boneka. Perang yang dijadikan tanda kedigjayaan, kemiskian dan busung lapar pada anak-anak di seantero bumi.. Tatapan mata yang memelas itu. Oh, Jiwa, mengapa seolah berjuta tangisan dan jeritan yang kian menyanyat.. Tegakah, oh tegakah kita, berdiam diri berpangku tangan. membiarkan peradaban manusia dititik nadir.. Sempatkah, oh, sempatkah, kita memikirkan persoalan remeh temeh, bila penderitaan itu didepan mata kesadaran kita sendiri.. Apalah maksud hidup didunia yang hanya sepintas ini, bila kita tidak ikut serta memberikan sesuatu yang terbaik bagi kemanusiaan, peradaban dan kemuliaan manusia.. Walau hanya dengan doa...

1 komentar:

Eko Dyah mengatakan...

Saya sangat menyukai ini
duka dunia tidak akan abadi, semua ada batasdan waktunya