Sabtu, 31 Mei 2008

Lombok Heritage

Setelah beberapa tahun berdiri sasak heritage yang digagas oleh Lalu Pharmanegara bersama Lalu Satriawangsha dan Habiburahman faishal, dan beberapa tahun tertidur tanpa bangun – bangun, sementara desakan pemahaman terhadap situs – situs pewarisan semakin besar. Pertanyaan tentang asal atau kemaknaan peninggalan di lombok menjadi sesuatu yang sering menggoda telinga para budayawan muda di nusa tenggara barat. Atas berbagai keresahan itulah, Raden Agus Hadiyanto mengundang para budayawan untuk berdialog tentang semiotika arkeologis di kantor YLKMP jl menjangan no 9 mataram, jumat, 29 mei 2008. Berbagai petanda benda cagar budaya, cenderung tidak dapat dipahami oleh kaum muda hari ini, bahkan tidak sedikit yang menuduh sebagai kembali ke paganisme atau animisme – dinamisme. Konteks zaman yang berubah membuat kaum muda tidak lagi peduli pada situs – situs diwilayahnya, maka diperlukan upaya terus menerus menerangkan kemaknaan petanda – petanda pada menhir, artefak dll. Sebagai kebangkitan dari kesadaran itu dibentuklah lembaga yang diamanahkan untuk memperjuangkan heritage di nusa tenggara barat bernama LOMBOK HERITAGE. Pada pertemuan ini terpilih sebagai ketua pelaksana harian adalah Raden Agus Hadianto ( kedatuan sokong ) dibantu oleh, wakil – wakil ketua; Suhaili Al Puniawy ( mataram), Lalu Najatul Akbar ( kemali’ lingsar), sekretaris Lalu Alimuddin ( kerajaan selaparang), wakil sekretaris Lalu Siage ( Kerajaan Batudendeng), Bendahara Ahmad fazakkir ( rumak kediri) dan wakil bendahara Rohaye ( staf professional).

Untuk posisi dewan pengurus dipilih Lalu Pharmanegara sebagai Ketua, beranggotakan seluruh perwakilan lokus – lokus cagar budaya.

Tidak ada komentar: