Minggu, 13 Januari 2013

KASUNANAN SASAK ON PROJECT / KSOP

Upaya melanjutkan gerakan dakwah Sunan Prapen di gumi Lombok, memang harus mengikuti proses substansi yang paling dalam. Pelajaran Tauhid, Ilmu Kalam, Filsafat, Bio Energi, Akhlak, Susila, dan nilai-nilai dasar lainnya, harus menjadi agenda utama dalam proses itu. Hari ini, kita bisa melihat betapa banyaknya wahana keislaman; masjid setiap kampung, musholla setiap pengkolan, Pesantren di setiap desa, Tuan Guru disetiap pesta ( dari pesta kawinan sampai pesta demokrasi), merupakan modal dasar yang cukup baik untuk kembali menguatkan roh al islam dalam konteks kesasakan. Sunan Prapen, yang juga disebut oleh Paus Islam ke II setelah ayahanda-nya Sunan Giri, yang disebut Paus Islam Indonesia, mewariskan pengetahuan dinul islam, pengalaman spiritual, dan rumusan-rumusan bio-energi yang sangat dahsyat. Kewarisan inilah yang penting untuk di inventarisasi, di dokumentasi dan dijadikan suatu amalan agar islam konteks kesasakan yang di wariskan oleh para Walisongo menjadi sesuatu yang lebih konkrit dalam kultur agung Bangsa Sasak. Semakin merosotnya moral generasi muda, panasnya perpolitikan local, melebarnya panggung kepura-puraan, kekuatan semu dari organisasi massa, jumlah kekerasan dalam keluarga, perang antar kampung, gerakan permurtadan yang menyerang rusuk belakang, berkuasanya paradigma kekafiran, angkuhnya para ulama kepalang ajar, paganisme yang mengangkang, arabisme yang jadi topeng kesalihan, berkurang debit air karena penguasaan kaum kapitalis, hancurnya hutan, rusaknya spesies local, kemiskinan yang merajalela, kelaparan di lumbung beras penyangga nasional dll merupakan fenomena yang kian mengkhawatirkan, sekaligus dapat dijadikan petanda bahwa Al Islam di Lombok sudah dalam keadaan bahaya. Kita bersyukurlah pada generasi sepuh ( Tuan Guru di Sesela, Sekarbela, Bengkel, Kediri, Pancor, Pejeruk, Jerowaru, dll) yang telah lelah menyiapkan karpet merah untuk kita bisa nampak digjaya selayaknya disatu decade yang lalu, dan namun sekarang, kita harus merevitalisasi sekaligus menyulam lagi marwah Islam Kesasakan. Kita harus terpanggil untuk mengembalikan lagi kejayaan suku sasak al islamiyah yang dalam rumusan rahasia dakwah para waliullah di masa awal yang telah bersinergi dengan para Datu, Mangku, dan Pinisepuh. Inilah project substantive, yang harus dikerjakan oleh para generasi muda. Sebelum pulau Lombok yang konstruksinya seperti gelas sloki ini, hancur ditelan waktu, tenggelam di samudra hindia, dan hilang dari sejarah. Subhanallah…

Tidak ada komentar: