Rabu, 27 Agustus 2014
AKU DATANG KE SEBUAH PULAU
Aku datang ke sebuah pulau
Yang tanahnya dikuasai oleh para penjajah, China, Orang kaya Jakarta dan Tamu Asing.
Sungai-sungainya kering, karena hutan sudah digunduli oleh para pembalak hutan.
Mata air dikuasai oleh berhala-hala, diberi bunga tujuh rupa, hanya sebagai cara untuk mengangkanginya..
Sumber-sumber air dikuasai perusahaan air kemasan, mencetaknya dalam gelas-gelas dan botol-botol, lantas menjualnya pada warga desa itu dengan harga yang mahal.
Buruh tani berjejer tanpa lahan, tanpa harapan..
Aku datang ke sebuah pulau
Yang orang-orangnya rajin bertengkar, membuat masalah kecil jadi besar..
Obrolannya tanpa pengetahuan, miskin ilmu dan cupit wawasan..
Mereka bertarung di gelap malam tanpa pencerahan..
Merekalah orang-orang yang pernah terjajah,
Walau kini dipelukan di Indonesia Raya, masih tetap hidup kalah
Penuh curiga, rendah diri, dan terpecah-pecah..
Negeri tergadai dan cepat menyerah..
Aku datang ke sebuah pulau
Yang penguasanya terjerumus dalam ruang-ruang sekolah jiwa.
Kagum pada dirinya sendiri, bermain asyik dengan angka-angka..
Hidup dalam kesadaran yang hampa, seraya asyik menjilat vagina..
Aku datang ke sebuah pulau..
Yang para alim ulamanya adalah parade pura-pura..
Berdebat tentang fiqh yang tak pernah tahu dimanakah konteksnya..
Institusi agama yang kian lama kian menggurita..
Tapi sepi nilai, ketauladan dan makna-makna..
Aku datang ke sebuah pulau..
Cekam aku dalam rindu ..
Dukalara yang harubiru..
Lingsar, 04 September 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar