Senin, 03 Mei 2010

Rinduku padamu

Rinduku padamu adalah jendela pengharapan yg membentangkan sungai atau samudra bagi nuraniku…
Rinduku padamu adalah sebatang pohon hijau yg tumbuh di halaman mengingatkan betapa indahnya kebersahajaan pada jemari kata..
Rinduku padamu adalah segelas mata air di pegunungan kasih sayang di lembahlembah surgawi…
Rinduku padamu adalah kepak-kepak kupukupu yang selalu memberikan kenangan atas takdir yang menjadi cemeti atau belai angin yang mengabarkan sejuta pembelajaran..
Rinduku padamu..

Siapa yang waktu

Siapa yang telah tertipu oleh waktu, tanda ia telah berkawan dengannya..
Siapa yang telah terkhianati oleh waktu, tanda ia telah bersahabat dengannya..
Siapa yang telah tercuri oleh waktu, tanda ia telah jatuh cinta kepadanya..
Siapa yang telah hangus oleh waktu, tanda ia luruh didalamnya..
Siapa yang telah hancur oleh waktu, tanda ia nafas didalamnya..
Siapa yang telah terbodohi oleh waktu, tanda ia mengasihinya..
Siapa yang telah..

Gurindam bangka

Ketika kujejakkan kaki dibumi bangka
betapa indah bunga kamboja dan anggrek gajah..
Kulihat mentari senja yang tersenyum indah
karena hatinya tulus dan selalu ramah..

Bangkitlah PSM bangka belitung..
Kejayaan pasti tinggal kau hitung..
Jangan bimbang dan jangan bingung..
tulus jiwamu pastikan terjunjung..

Junjung kasih untukmu semua..
Dari kami PSM se nusantara..
Suatu hari pasti kita kan bersua..
Tidak dibumi, patilah disurga..

Gurindam kasih tentang lelaki

Wahai adik-adikku, yang abang sayangi..
bilakah saatnya dikau berkenan pada lelaki..
pilihlah diri yang pemurah dan baik budi..
yg daripada meminta. lebih banyak memberi..

Cobalah selidik dipagi hari..
adakah jemaah subuh tiada terlewati..
bila tanda iman tlah menjadi prasasti..
jaminan illahi sudahlah pasti..

untuk apalah dikau sibuk mencari..
bila asmara belum ranum dikedalaman disanubari..
tiada perlu dipaksa, padamu ia tuk mendekati..
bila kelaki pedampingmu, dekatlah ia nanti..

jangan lupa, berdaya doa setiap hari..
asah jiwamu agar selalu kan berseri..
sholat malam, qiyamul lail, janganlah tak sudi..
pahitnya mungkin setitik, namun manisnya sebumi..

tiliklah pula, apa kerjanya sehari-hari..
Adakah untuk umat, atau hanya diri sendiri..
sadarkan ia menjadi pemimpin didunia ini..
hakekat hidup, haruslah jelas dipahami..

ingatkah ia, pentingya dzikir kehadirat illahi Robbi
karena itu adalah ukuran hidup dan mati..
rezeki dan rahmat berhujanan tiada henti..
tersenyumlah, karena surga telah menanti..

jkt, maret 2010

Kupinang kau dengan Puisi

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena puisi adalah saripati getir penderitaan insani,
maka dengan lembut hati, kan kutuntun engkau menyusuri pematang berduri seraya melintasinya dengan riang gembira..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena puisi-lah yang dapat mengantarkan jiwa pada kerajaan tertinggi dipuncak2 kebeningan kalbu..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena puisi adalah peluh perjalanan panjang penuh catatan rindu-dendam,
yan kan persembahkan setiap tetes madunya, sebagai kristal-kristal dimahligai pelaminan kita..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena puisi adalah seni meramu dari semesta bahasa,
ia menjadi titian peradaban, dan juga tafsir terdalam dari keunikan zaman..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena puisi adalah khasanah kekayaan dewadewi dan para malaikat cinta, yang menuangkan menjadi kidung-kidung demi merayu seluruh alam agar menyerahkan dirinya untuk membuatmu tersenyum..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
lantas menggubahnya menjadi tembang atau senandung rindu yang tiada kan berakhir menembus batas ruang dan waktu..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena besutan cinta yang suci kepadamulah, maka seluruh inderaku menjadi begitu indah..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena daya-pikirku tak dapat lagi menjangkau betapa langit asmaraku kan menyentuh kemulian nan teragung, dilembah dan dan ngarai-ngarai getaran kasihmu..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
karena setiap syair adalah taman- taman dan puri-puri surgawai yang tercipta dimuka bumi, dan kini seolah terbentang bagai karpet merah menuju firdausNYA..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
Karena doa-doa termerdu dan sayap-sayap al-fatihahku, lahir dari mata-air kejernihan kata-kata, dan tumbuh dibawah pepohonan harapanku untukmu dalam keberserahdirian kepadaNYA..

Ingin kupinang kau dengan puisi,
Karena...

Jakarta, 9 maret 2010

Sebab hidup adalah ibadah

Sebab hidup adalah ibadah
apalah kejadian yg perlu disusah
setiap yang datang dianggap anugrah
setiap yang pergi memberi hikmah..

Bila hidup bukan ibadah
hawa nafsu semakin mewabah
kebenaran didustai oleh si salah
pemimpin diisi jiwa sakit parah..

Bila kita menipu hakekat ibadah
dikira manfaat ternyata sampah
seolah membela ternyata fitnah
merasa menang ternyata kalah..

Biarkan rindu pada ibadah
setiap kalimat bersemai basmallah
setiap luka menyebut hamdallah
setiap khilaf disucikan astagfirullah..

Alangkah indah hidup dalam ibadah
bekerja keras tanpa terasa lelah
semua berkembali kepada Allah
jernihkan hati menuju fitrah..

Bila sang waktu dalam ibadah
pada pagi yang penuh berkah
pada siang yang penuh rahmah
pada malam bermandikan maghfirah..

oh, bila kita mengerti ibadah..
semua rupa kan nampak selalu indah
semua perilaku berawal dari akhlaqul karimah
semua rindu menjadi mahabbah

Marilah kita mencintai ibadah
semakin hari semakin terasah..
segala pengharian kian cerah
jalan lurus menuju jannah..

Sebab hidup adalah ibadah..


jakarta, 11 april 2010

Balada Seorang Kesatria

Diperkosa waktu, dijajah rembulan, ataukah rindu yang terkapar di tebing-tebing pengharapan. Aku temukan kau seolah merana berjalan sebatangkara meniti jembatan kecil dari kayu asam yang bergurat-gurat semacam nasib manusia yang berkerumun untuk hidup atau mati, memilih untuk melanjutkan sukacita atau stop! ini sabana makna yang harus kau kunyah setiap batang-batang ilalangnya, atau suara berderu dari kuda-kuda yg mengejar musuh-musuhnya tanpa ampun. Ada nila diujung-ujung tombakmu, menembus tubuh-tubuhnya yg dikodratkan untuk kalah atau ditakdirkan menjadi pecundang atas pertarungan penuh kuasa, gelaktawa, secawan anggur yg gilir bergilir seolah darah, atau nanar dari jeritan yang telah kau dengar sebagai nyanyian. Nyanyikanlah, nyanyikanlah lagu itu, menghibur nurani yg lapar akan tafsir luas pandang yang kau anggap sebagai ranah kuasa. Letakkan jemari telunjukmu dipeta, lalu lingkarkan dengan senyum sinis seorang kesatria. Engkaulah bersuara.. bersuara lagi.. entah menangis, entah tertawa, pada tanda bukit yang dapat pantau pasukan-pasukan lawanmu, atau kau khayalkan bila masa damai nanti, kau bangun sebuah villa mewah bersama istri muda, memeluknya seraya mengenang dirimu yang seolah-olah menjadi pahlawan, padahal engkau dorongkan tubuh sahabatmu dimata tombak yg hendak mengoyak tubuhmu. Rindu siapakah yang kau simpan dari bayangan tentang dewi asmara, yg selalu ramah dalam riang dan nestapa. Duhai kesatria yang dielu-elu bersama bendera-bendera sepanjang jalan yang kau lintasi, diantara darah dan dendam yang tersimpan dicatatan anak-anak yang ingin ayahnya pulang dengan sejumput senyuman. Aku tahu ini medan pertarungan, tapi engkau tetap diam.. menikmati wajahmu terpampang gagah dilukisan-lukisan dinding kota..

jakarta, 14 april 2010

Derai cinta Sang Brahmana

Aku mengerti tentang kisahmu, duhai sahabat yg kubanggakan. Kisah cinta yang selalu terkapar dipusaran bumi. Padahal betapa tulus dikau dari setiap bulir asmara padamu yg disemai. Disetiap doa, dikau sisipkan namanya dan mengirimkan fatihahmu.. Betapa indah nurani yang kau bingkiskan untuknya, untuk seseorang yang telah berpura-pura mencintaimu, kata-kata asmara yang dia kutip dari koran-koran, atau sobekan majalah remaja yang penuh dengan perlambang- perlambang besar; rembulan, matahari, sungai, bintang, awan dan semua yg nampak besar diretina. Aku tahu juga, metafora yang dangkal itu sering membuat seolah terbang tinggi disamudra cinta kasih. Tapi siapa nyana, dikau selalu terkalahkan oleh tipudaya dunia yang tak pernah puas melampiaskan rindunya dengan berbaris kalimat. dikau tetap tercampak, dilindas oleh tafsir kecantikan yang terus bekejar-kejaran oleh hipnotis tentang keindahan. Sungguh, kusampaikan padamu, sebenarnya, dikau tak boleh dicintai siapapun, tak boleh menorehkan asmara setitikpun, karena dikau digariskan hanya untuk cinta yang agung kepadaNYA. Sungguh, Tuhan betapa cemburu, bila dikau main hati dengan sekedar estetika picisan kelas pabrikan, yang dibuat oleh serapah, hasil korupsi dan imprealisme industri yang tiada bernurani. Engkaulah, Kasta Brahmana itu, takdirmu hanyalah mencintai alamraya dan Sang Pencipta. Amanah-mu mempertahan kesetimbangan atas bumi langit, jiwa dan peradaban manusia. Dikaulah bening dari rindu yang berpangkal di tepian surga. Jangan pedulikan, serapah para spiritualis palsu, dalam seolah-olahan kesucian yang membungkus tubuhnya yg berbau, dibalik itu yang betapa buas dan rakus mencari mangsa untuk bigami, trigami, caturgami bahkan lebih, atau paling tidak, ia sedang mengendus-endus remah-remah kebanggaan untuk istrinya, yang sudah bosan dengan kepalsuan.
Aku tahu sahabatku, dikau dilahirkan dari kebeningan, seolah mata air dipuncak bukit yang meditatif, tak sanggup satu tangan pun untuk mendekati keagungan rindu-mu. Karena rindu-mu bermuara pada rindu-NYA, cintamu berpangkal, berpokok, beranting, berdaun dari pepohonan cintaNYA. Dicukupkan bagimu, asmara yang tak mampu ditembus oleh susastra apapun dimayapada ini..

Bilaku mencintaimu, bukanlah semata

Bila ku mencintaimu, bukanlah semata karena dikau mencintaiku..
karena cintaku tak akan luntur tatkala engkau pergi dari retinaku..
Bila ku kasih padamu, bukanlah semata karena dikau kasih padaku..
karena kasihku, seluas padang sahara yang senyum diderap kaki berderu-deru..
bila kau sayang padamu, bukanlah semata karena dikau juga sayang padaku..
karena rasa sayang itu, adalah semesta pencarian dititik beku..

Aku mencintaimu, karena Tuhanku menuntunku begitu..
Aku mengasihimu, karena rasa kasih itu tak lekang oleh waktu..
Aku sayang padamu, karena ia lahir dikedalaman batinku..

jakarta, februari 2010